Selasa, 29 September 2015

penerapan model pembelajaran PAKEM berbasis eksperimen untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa





BAB I
 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam konteks pengembangan Sumber Daya Manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, ketrampilan, sikap, dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam upaya lebih mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi peserta didika sehingga dapat lahir potensi-potensi yang sesuai dengan tantangan pembangunan nasional. Untuk itu, hakekat belajar dengan segala dimensinya merupakan hal mutlak yang harus dipahami oleh pendidik.
Belajar dipandang sebagai perubahan perilaku peserta didik. Perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melalui proses. Proses perubahan perilaku ini dimulai dari adanya rangsangan yaitu peserta didika menangkap rangsangan kemudian mengolahnya sehingga membentuk suatu persepsi. Semakin baik rangsangan diberikan, semakin kuat persepsi peserta didik terhadap rangsangan tersebut.
Metode sebagai komponen dasar kegiatan belajar mengajar mempunyai peranan yang sangat penting. Beberapa hal yang mendasar pentingnya penggunaan metode proses belajar  pada hakekatnya merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalu saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya berhasil, karena terdapat beberapa hambatan baik timbul dari pemberi pesan atau pundari penerima pesan.
Dalam perkembangan terakhir, pembelajaran bukan lagi berpusat pada kegiatan yang dilakukan oleh guru, namun pembelajaran haruslah berpusat pada siswa. Mengajar bukan lagi proses menyampaikan ilmu, namun pembelajaran merupakan proses menentukan pengetahuan baru melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan difasilitasi oleh guru. Dalam hal ini, Aunurrahman dalam bukunya belajar dan pembelajaran mengemukakan bahwa: “ dalam kegiatan pembelajaran  fungsi guru adaalh sebagai mediator dan fasilitator.”( Aunurrahman 2009:22).
Dalam Permendiknas no 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa: ” proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi peseta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” (Depdiknas, 2007:424).
Pembelajaran yang cocok untuk melaksanakan amanah permendiknas tersebut adalah pembelajaran yang dapat membuat anak menjadi aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau yang dikenal dengan nama PAKEM.
Dengan pembelajaran Pakem,  diyakini bahwa potensi siswa akan dapat berkembang secara wajar, siswa akan mandiri dan tidk takut untuk mengemukakan pendapat, sehingga akan dapat hidup di alam demokrasi.
Disamping pembelajaran atau model pembelajaran serta metode yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, hal lain yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran adalah motivasi. Aunurrahman dalam bukunya belajar dan pembelajaran mengemukakan bahwa: “ Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan Yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar” (Aunurrahman, 2009:180).
Berdasarkan pendapat tersebut diatas artinya bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat dalam proses pembelajaran, gejala lain yang dapat dilihat dari kegiatan tersebut diantaranya adalah tampak pada keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Didalam aktifitas belajar motivasi individu dapat dimanifestasikan dalam bentuk-bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran yang diberikan atau dipelajari, kesungguhan dalam ketlantenan dalam melaksanakan tugas dan masih banyak contoh lain yang tidak dikemukakan dalam tulisan ini. Dengan demikian minat belajar merupakan  hal yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan oleh guru agar proses pembelajaran bisa berjalan secar PAKEM dan dapat mencapai hasil yang optimal.
Berdasarkan kenyataan lapangan dan harapan paradigma baru dalam pembelajaran diatas, penulis ingin meneliti “ Penerapan model pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) berbasis Eksperimen untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas XIII SMP NEGERI 1 KALABAHI Tahun ajaran 2015/2016”



1.2 Rumusan Masalah
   Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengaruh pembelajaran model pembelajaran PAKEM berbasis eksperimen sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas XIII SMP Negari 1 Kalabahi Tahun ajaran 2015/2016?
2.      Apakah penerapan model pembelajaran Pembelajaran PAKEM berbasis eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar IPA Kelas XIII SMP Negari 1 Kalabahi Tahun ajaran 2015/2016?
3.      Apakah penerapan model pembelajaran Pembelajaran PAKEM berbasis eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA Kelas XIII SMP Negari 1 Kalabahi Tahun ajaran 2015/2016?
1.3 Tujuan Penelitian
     Bertitik tolak dari rumusan masalah sebagaimana disebutkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kalabahi Tahun Ajaran 2015/2016.
2.      Untuk mengetahui apakah terdapat faktor – faktor penghambat dan pendukung penerapan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kalabahi Tahun Ajaran 2015/2016.
3.      Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kalabahi menggunakan model pembelajaran PAKEM berbasis Eksperimen.

1.4 Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis, manfaat tersebut antara lain:
Manfaat teoritis
1.      Bagi ilmu pengetahuan
ü  Untuk menelaah pencapaian prestasi belajar siswa.
ü  Sebagai informasi dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar.
2.      Bagi pihak yang berkepentingan
ü  Dapat memotivasi siswa belajar lebih aktif.
ü  Dapat meningkatkan minat belajar siswa.
ü  Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
ü  Sebagai bahan kajian tentang manfaat model pembelajaran.
Manfaat praktis
ü  Untuk memenuhi tuntutan agar guru lebih profesional dalam mengajar.
ü  Sebagai bahan informasi tentang model pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
ü  Memperoleh sarana pelatihan sehingga dapatmenyampaikan gagasan, pendapat serta penalaran melalui pengalaman praktis.

3.      Bagi perguruan tinggi
ü  Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan.
ü  Menambah cakrawala ilmu.

1.5 Definisi Operasional
Agar supaya tidak terjadi kesalahan dalam memahami, menafsirkan dan   menginterprestasikan judul perlu definisi operasional
1.5.1        Penerapan
Yang di maksud dengan penerapan yaitu suatu proses pemahaman konsep atau strategi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas dan prestasi belajar.
1.5.2        PAKEM
Pakem adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. PAKEM adalah suatu system pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif serta Menyenangkan.
Sehubung dengan penelitian ini, yang di maksud dengan PAKEM adalah suatu system pembelajaran yang di terapkan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran fisika dengan berorientasi pendekatan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kalabahi.







BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fisika
Fisika oleh Piaget dikelompokan sebagai pengetahuan fisis. Pengetahuan fisis terjadi karena abstraksi terhadap alam dunia ini. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan terhadap sifat-sifat fisis dari suatu obyek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekerasan, berat serta bagaimana obyek-obyek itu berinteraksi satu dengan yang lain.
Dalam pelaksanaan pembelajaran fisika disekolah salah satu tugas guru sebagai tenaga profesional membantu siswa membangun pengetahuan mereka dengan cara dengan tingkat yang berbeda, sehingga guru dituntut untuk mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai bahan fisika yang diajarkan, harus dapat memilih model dan metode mengajar yang dapat membantu siswa untuk menemukan sendiri fakta atau konsep serta mengembangkan berbagai kemampuan baik fisik maupun mental. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi proses pembelajaran yang diharapkan peserta didik juga harus aktif  belajar, tidak hanya sekedar mendengar, mencatat atau mengingat dari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi juga lebih ditekankan pada kemampuan peserta didik untuk memecahkan persoalan dan bertindak terhadap hal yang dipelajari tersebut, lalu mengkomunikasikan hasilnya.
2.2 Tinjauan tentang pembelajaran PAIKEM
2.2.1 Pengertian PAKEM
Menurut Budimansyah, dkk (2009:70) PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Selain itu, PAKEM adalah suatu proses pembelajaran yang komunikatif dan interaktif antara sumber belajar, pendidik dan peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa PAKEM adalah suatu pembelajaran dimana terjadi hubungan yang komunikatif antar semua komponen pembelajaran sehingga mampu menanggapi suatu permasalahan yang terjadi serta mampu mencurahkan perhatiannya untuk belajar secara optimal.
Menurut Siswono (2004), PAKEM bertujuan menciptakan suatu lingkungan belajar yang lebih melengkapi peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupannya kelak. Pakem dalam arti suatu model pembelajaran adalah pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model Pakem, siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Model pembelajaran pakem terdapat empat unsur didalamnya antara lain:
-          Belajar merupakan suatu proses aktif dalam membangun makna/pemahaman dari informasi dan pengalaman oleh sipembelajar
-          Proses pembelajaran harus dapat menumbuhkan sikap kreatif pada diri anak. Anak dilahirkan memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi.
-          Pembelajaran dilaksanakan memiliki tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu faktor yang menentukan adalah model pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran yang dilaksanakan dapat menunjang pembelajaran berikutnya.
-          Situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran, senang untuk belajar sehingga dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Menyenangkan juga dapat memotivasi seseorang untuk mau belajar diluar bangku sekolah dengan kata lainenang belajar seumur hidup.
Menurut Sediono (2003:41) dalam buku menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak berbasis sekolah, pembelajaran PAKEM adalah singkatan dari “ Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan”.
Aktif   artinya:  Dalam proses pembelajaran, guru dapat menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga peserta didik berani bertanya dan berani mengemukakan gagasannya.
Kreatif artinya: Guru mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam, sehingga anak mampu mengembangkan kemampuannya secara maksimal.
Menyenangkan artinya: Suasana belajar mengajar yang dapat menarik perhatian anak secara penuh sehingga waktu curah perhatiannya sangat tinggi (time of task). Dalam proses belajar yang menyenangkan bisa meningkatkan motivasi belajar bagi siswa guna menghasilkan produk belajar yang berkualitas.
Menurut Sentot Kusairi (2003:53) dinyatakan bahwa “PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), merupakan salah satu alternatif solusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar dan Menengah”. Dengan metode pembelajaran ini siswa mendapat ide-ide sendiri langsung dengan pembelajaran melalui pendekatan lingkungan sekitar. Begitu pula guru dengan berbagai ide segar dapat menarik dan dilengkapi contoh praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai PAKEM ini diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih bermakna.
2.2.2 Ciri-ciri pembelajaran PAKEM
Sebagai model pembelajaran yang berbasis siswa, pakem mempunyai beberapa ciri yang berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Secara umum, ciri dari pakem adalah: siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang menyenangkan. Wahidin (2008:6) menjelaskan ciri-ciri PAKEM adalah:
1.      Pem-belajarannya mengaktifkan siswa,
2.      Mendorong kreativitas siswa dan guru,
3.      Pembelajarannya efektif dan
4.      Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi siswa.
Muhammad (2009:12) memperkuat pendapat Wahidin tentang ciri PAKEM yaitu:
1.      Adanya prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditunjukan melalui keberanian memberikan urun pendapat tanpa diminta dan kesediaan mencari alat dan sumber belajar,
2.      Keterlibatan mental siswa dalam proses belajar mengajar yang berlangsung sehingga emosi siswa bisa tergugah secara sadar,
3.      Peranan guru sebagai fasilitator, pemantau, dan pemberi balikan lebih bersifat ulur tangan dari pada urun tangan,
4.      Siswa belajar dengan pengalaman langsung baik yang terkait dengan ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.
5.      Kekayaan variasi metode dan media dalam proes pembelajaran akan memberikan peluang variasi bentuk dan alat dalam proses belajar mengajar,
Dari pendapat kedua ahli diatas, pada dasarnya prinsip pelaksanaan pendekatan PAKEM selalu mengarah pada tiga hal yaitu siswa, guru, dan kegiatan pembelajaran. Siswa berperan sebagai subyek, guru sebagai fasilitator dan motivator, serta kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Jika ketiga unsur tersebut berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar, dan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan.
Didalam pembelajaran, seorang guru berfungsi sebagai fasilitator yang menyingkirkan hambatan dalam pembelajaran dan mempermudah anak untuk menerim materi pelajaran, sehingga dalam pengelolaan kelas harus menarik dan menyenangkan yang ditunjang dengan alat peraga, media pembelajaran serta menggabungkan beberapa metode yang berkaitan. Dengan demikian anak dapat termotivasi, berani berkreasi, berani mengambil resiko, sehingga terjadi kehangatan didalam pembelajaran. Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran PAKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
1.      Aktif
Pengembangan pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pengalaman baru. Siswa aktif terlibat didalam proses belajar mengkontruksi sendiri pemahamannya. Atas dasar itu pembelajaran ini sengaja dirancang agar mengaktifkan anak. Didalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif didalam proses pembelajaran.
2.      Kreatif
Pembelajaran PAKEM diharapkan mampu mengembangkan kreatifitas, pengajar haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, insiatif dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemampuan dan kemandirian pemecahan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya (Long live education). Ciri seorang pembelajar yang mandiri adalah:
a.       Mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya,
b.      Mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya,
c.       Memonitor keevektifan strategi tersebut,
d.      Termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
3.      Efektif
Menyirat bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karakteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran efektif termasuk PAKEM termasuk tidak evisien (memakan waktu) lebih lama dibangingkan dengan pembelajaran tradisional/konvesional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja.
4.      Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan belajar akan efektif apabila suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Peserta didik pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang melakukan sesuatu yang mengasyikkan atau sedang bermain. Menurut penelitian anak-anak menjadi berminat untuk belaar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan alam pikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apalagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAKEM sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.

2.2.3 Hal-hal yang diperhatikan dalam pembelajaran PAKEM
Dalam pembelajaran PAKEM kita harus mendorong kesuksesan anak, mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melakukannya. Setiap kegiatan belajar mengajar merupakan kesempatan besar untuk merubah prestasi anak mengenai diri mereka sebagai pelajar dan merangsang keinginan bawaan mereka untuk belajar.



2.2.4 Cara menciptakan pembelajaran PAKEM
Cara yang dapat dilakukan agar pembelajaran PAKEM berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:
a.       Media yang tepat
Alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran yang mampu menampilkan materi pembelajaran dengan pendekatan bentuk nyata yang kontekstual.
b.      Metode yang sesuai
Model pembelajaran yang dapat menerapkan pembelajaran yang dinamis, interaktif, kerjasama, siswa aktif, guru kreatif, integrasi kurikulum, efektif dan menyenangkan.
c.       Guru sebagai fasilitator sekaligus sebagai intertainer
Guru mampu menerapkan pembelajaran dua/multi arah yang berpusat pada siswa sehingga memberikan peran lebih banyak kepada siswa untuk mengembangkan potensi dan kreativitasnya.
2.2.5 Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran PAKEM
a. Kelebihan model pembelajaran PAKEM
Setiap model pembelajaran atau pendekatan yang digunakan dalam mengajar, tentunya mempunyai kebaikan-kebaikan tertentu, ada beberapa kelabihan yang dimiliki oleh pendekatan PAKEM:
1.      Siswa selalu aktif,
2.      Tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal,
3.      Kelas menjadi menyenangkan dan lebih kondusif,
4.      Melatih siswa memiliki rasa tanggungjawab, berbagi rasa, saling menghormati dan menyayangi sesama manusia.

b. Kelemahan pendekatan PAKEM
1. Tidak mudah merancang pembelajaran dengan perbedaan individu siswa
2. Tidak efektif digunakan pada jumlah siswa yang besar dikelas, karena sulit dikontrol dalam mengerjakan tugas dan mungkin tidak semua siswa berpartisipasi secara aktif
3. Tugas terlalu banyak akan membuat anak bosan, apabila tidak disertai dengan penilaian
4. Perlu kreativitas guru dalam menciptakan beragam kegiatan yang menyenangkan siswa, seperti memilih permainan.

2.3 Metode Eksperimen
2.3.1 Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah penyampaian materi pembelajaran melalui latihang menggunakan alat, bahan percobaan dan perangkat percobaan yang dilakukan oleh murid secara individu atau secara kelompok untuk membuktikan atau menemukan konsep, prinsip, teori, azas, aturan atau hukum-hukum fisika (Hamid, 2011). Menurut Roestiyah metode eksperimen diartikan sebagai salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, menulis hasil percobaan kemudian mengkomunikasikan hasil pengamatannya dikelas dan dievaluasi guru (Sriani, 2009).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan metode eksperimen adalah suatu tehnik mengajar yang menekankan pada keterlibatan siswa secara langsung untuk mengamati suatu proses dan membuktikan sendiri hasil percobaan. 

2.3.2 Langkah-langkah dalam menggunakan metode eksperimen
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut (Sriani, 2009).
a.    Persiapan metode eksperimen
1.      Menetapkan kesesuaian metode eksperimen dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
2.      Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan dan sarana lain yang yang dibutuhkan dalam eksperimen
3.      Mengadakan uji eksperimen sebelum menugaskan kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
4.      Menyediakan peralatan, bahan dan sarana lain yang diperlukan untuk eksperimen yang akan dilakukan
5.      Menyediakan lembar kerja siswa
b.    Pelaksanaan metode eksperimen
1.      Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur, peralatan dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama proses eksperimen berlangsung
2.      Membantu, membimbing dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh siswa
3.      Siswa membuat kesimpulan dan laporan mengenai kegiatan eksperimen yang dilakukan.
c.       Tindak lanjut metode eksperimen
1.      Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil kegiatan eksperimen
2.      Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau sarana lainnya dan diakhiri dengan evaluasi
2.3  Model PAKEM Berbasis Eksperimen
Model pembelajaran Pakem merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa karena langkah-langkah yang diterapkan didalam model tersebut memungkinkan siswa untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pemberian masalah masalah kepada siswa, kemudian meminta siswa untuk mencari tahu sendiri data mengenai masalah  yang akan dipecahkan. Setelah mendapatkan data atau informasi siswa diminta membuktikannya melalui eksperimen.
Pelajaran fisika melalui eksperimen akan membantu siswa mengingat materi lebih lama  karena siswa menggunakan aspek psikomotoriknya dalam memperoleh pengetahuan, apa bila aspek psikomotoriknya meningkat, maka secara otomatis aspek kognitifnya juga ikut meningkat. Pada penelitian Odi (2011), pelajaran dengan menggunakan  model PAKEM berbasis eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan model pembelajaran PAKEM berbasis eksperimen terhadap prestasi siswa sangat besar
Pembelajaran model PAKEM ini akan mengajak siswa untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya untuk bereksperimen dan membuat kesimpulan dalam menjawab permasalahan yang diberikan. Sehingga dalam hal ini, prestasi akan meningkat pula seiring berkembangnya ide-ide kreatif siswa.
Cara penyajian pembelajaran dengan menerapkan model PAKEM berbasis eksperimen adalah sebagai berikut (Sukayasa, 2012)
1.      Menyajikan masalah dalam bentuk umum yaitu: penyajian masalah dalam bentuk umum dilaksanakan diawal pelajaran yang berfungsi sebagai motivasi terhadap siswa yang mengaitkan materi ajar dengan pengetahuan nyata siswa.
2.      Penyajian kembali masalah dalam bentuk operasional, yang dilaksanakan dengan media bantu Lembar Krja Siswa (LKS), masalah yang akan dipecahkan oleh siswa yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.
3.      Menentukan strategi penyelesaian, strategi penyelesaian masalah ini dilakukan dengan membagi siswa dalam bentuk kelompok. Kelompok-kelompok yang dibentuk merupakan kelompok hetrogen.
4.      Menyelesaikan masalah, dalam penyelesaian masalah, siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan eksperimen.
5.      Melihat kembali penyelesaian
a). Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
b). Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari.
2.4     Motivasi Belajar Siswa
2.4.1 Pengertian Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.



2.4.2 Jenis-jenis Motivasi Belajar
Motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1.         Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang tercangkup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Motivasi ini sering juga disebut sebagai motivasi murni.
2.         Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itu motivasi terhadap pelajaran perlu dibangkitkan oleh guru sehingga siswa mau dan ingin belajar.
2.4.3 Aspek-aspek Motivasi Belajar
Aspek motivasi yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Perhatian
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar, tanpa adanya perhatian dari siswa proses pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga tujuan pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai.
2.         Tingginya Keinginatahuan Siswa
Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan menumbuhkan rasa keingintahuan siswa sehingga siswa akan antusias untuk mengikuti pembelajaran tersebut, siswa akan lebih bersemangat mengemukakan pendapatnya dan lebih aktif dalam diskusi kelompok.

3.         Konsentrasi
Siswa harus berkonsentrasi dalam kegiatan belajar di kelas agar dapat menerima pembelajaran dengan jelas. Konsentrasi akan membawa siswa fokus pada pelajaran yang disampaikan oleh guru.
4.         Tekun
Tekun adalah perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, misalnya: rajin belajar dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan/tugas yang diberikan guru serta catatan pelajaran lengkap dan rapi.
5.         Senang
Ketika seorang siswa merasa senang itu berarti siswa tertarik dengan pembelajaran tersebut, siswa tidak jenuh didalam kelas sehingga materi yang disampaikan bisa diterima dengan mudah.
 2.4.4 Cara Menggerakkan Motivasi Belajar Siswa
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut:
1.         Memberi Angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mampu membuat pertanyaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi akan mendapatkan angka atau point yang tinggi pula dan siswa yang mampu menjawab pertanyaan yang tertulis di kertas berbentuk bola yang ia dapatkan dengan tepat maka akan mendapatkan angka atau point yang tinggi juga. Siswa yang mendapatkan angka bagus, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang bagus, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga mejadi pendorong agar belajar lebih baik.
2.         Pujian
Pujian diberikan ketika siswa mampu menjawab pertanyaan dengan tepat. Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.
2.5 Prestasi Belajar Siswa
2.5.1 konsep prestasi belajar
Prestasi belajar fisika adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perolehan besarnya skor tes fisika yang dicapai siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat diukur melalui ulangan harian awal dan akhir, pre tes dan post tes. Ranah kognitif meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.
Prestasi belajar merupakan keberhasilan yang dicapai setelah proses belajar mengajar terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya faktor yang terjadi disekitar kehidupan kita baik di rumah maupun dalam pergaulan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1.    Faktor Internal
Faktor internal meliputi: (1) motivasi belajar, (2) konsentrasi belajar, (3) kemampuan mengolah bahan belajar, (4) kemampuan unjuk hasil kerja, (5) rasa percaya diri siswa, (6) intelegensi dan keberhasilan siswa.
2.    Faktor Eksternal
Faktor Eksternal meliputi:
·      Faktor guru: interaksi guru dengan siswa, cara penyajian, pelaksanaan disiplin.
·      Faktor sarana dan prasarana: keadaan gedung, media pendidikan, kurikulum, waktu sekolah.
Model pembelajaran: salah satu cara mengatasi kebosanan atau kejenuhan saat pembelajaran berlangsung adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang menyenangkan akan mampu menciptakan suasana baru dikelas sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar.

2.5.2 Pengaruh Model pembelajaran PAKEM terhadap prestasi belajar Siswa
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan kurikulum yang disempurnakan. Pada dunia pendidikan, pengukuran prestasi belajar sangat diperlukan. Karena dengan diketahui prestasi siswa maka diketahui pula kemampuan dan keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberikan penilaian atau evaluasi dengan tujuan supaya siswa mengalami perubahan secara positif. Menurut Muhibbin Syah (2008: 151) jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi dapat disajikan dalam tabel 1 dibawah ini :



No
Jenis Prestasi Belajar
Indikator Prestasi Belajar
1.
Ranah Cipta (Kognitif)
a. Pengamatan
b. Ingatan
c. Pemahaman
d. Penerapan
e. Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
f. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh)
- Dapat menunjukkan
- Dapat membandingkan
- Dapat menghubungkan
- Dapat menyebutkan
- Dapat menjelaskan
- Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
- Dapat memberikan contoh
- Dapat menggunakan secara tepat
- Dapat menguraikan
- Dapat mengklasifikasikan
- Dapat menyimpulkan
-Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)
2.
Ranah Rasa (Afektif)
a. Penerimaan
b. Sambutan
c. Apresiasi (sikap menghargai)
d. Internalisasi (pendalaman)
e. Karaktirasasi
- Mengingkari
- Melembagakan atau meniadakan
- Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari)
3.
Ranah Karsa (Psikomotor)
a. Ketrampilan bergerak dan bertindak
b. Kecakapan kespresi verbal dan
nonverbal.
- Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
- Mengucapkan
- Membuat mimik dan gerakan jasmani
Dalam penelitian ini prestasi belajar menggunakan dokumentasi hasil nilai ulangan harian siswa. Setelah melakukan proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada tiga ranah yang digunakan dalam menentukan penilaian untuk mengetahui prestasi belajar siswa yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan ranah kognitif karena hanya menggunakan nilai hasil ulangan harian siswa yang digunakan untuk mengungkap prestasi belajar siswa.
Indikator dari prestasi belajar dalam ranah kognitif yaitu: Dapat menunjukkan, menyebutkan, menjelaskan, dapat memberikan contoh, dapat memilah-milah, dan dapat menyimpulkan. Indikator dari minat belajar yaitu: Perasaan senang, Ketertarikan siswa, Perhatian siswa dalam belajar, bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik, Keterlibatan siswa, Manfaat dan fungsi pelajaran. Indikator prestasi belajar digunakan untuk memberikan penilaian evaluasi belajar ulangan harian siswa. Sedangkan indikator prestasi belajar digunakan untuk menyusun instrumen angket minat belajar yang digunakan dalam penelitian. Untuk menentukan tingkatan dalam prestasi belajar dilakukan perhitungan dengan kategorisasi.

2.6 Kerangka  Berpikir
Menurut Piaget fisika digolongkan sebagai pengetahuan fisis, karena abstraksi terhadap alam. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat dari suatu obyek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekerasan, berat baik secara mikro maupun  makro serta obyek-obyek ituberinteraksi untuk menemukan hubungan-hubungan antara obyek atau kejadian dengan kenyataan yang ada (Yuliana, dkk, 2011). Fisika selama ini terkesan sebagai pelajaran yang sangat sulit dipahami karena seringkali disajikan dengan persamaan matematika sehingga banyak anak yang menganggap bahwa fisika terlalu banyak rumus. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan guru dalam pemilihan model pembelajaran yang inovatif sehingga membuat siswa cendrung pasif. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar disekolah tergantung pada peran guru sebagai pembimbing yang harus dapat menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa aktif.
Model pembelajaran PAKEM merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Karena langkah-langkah yang diterapkan didalam model tersebut memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.














BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research yang bertujuan untuk merubah efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan strategi pemecahan masalah yang berfungsi untuk mengambil tindakan yang tepat dalam rangka memperbaiki pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini ada dua tindakan yang diambil yaitu aktifitas tindakan (action) dan aktifitas penelitian(research). Ebbut menjelaskan bahwa PTK merupakan suatu studi yang sistematis dilakukan dalam upaya memperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi terhadap tindakan tersebut.
3.2 Prosedur Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada model PTK Kemmis S, dan MC. Adapun siklus rancangan Penelitian empat tahapan pada setiap siklusnya yaitu:(1) Membuat rencana tindakan, (2) Melaksanakan tindakan, (3) Mengadakan pemantauan/observasi, (4) Memberikan refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan kemudian direvisi untuk melaksanakan  tindakan pada siklus berikutnya (Suharsimi,2006:74).
Secara skematis model penelitian tindakan kelas yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Rencana Pelaksanaan PTK Model
(Suharsimi, Arikunto, 2006:74)

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan merujuk pada model Kemmis dan MC Taggart yang akan dilaksanakan dalam dua siklus, dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yang terdiri atas (Khusna, 2013):
a.       Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pengembangan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang terjadi.
b.      Tindakan (Action)
Tindakan merupakan penerapan dari perencanaan yng telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan modelpembelajaran yang dalam hal ini adalah model pembelajaran PAKEM berbasis eksperimen untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang telah dijalankan. Tindakan ini akan dilakukan oleh peneliti.
c.       Pengamatan (Obrervation)
Observasi berfungsi untuk mendominasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi yang csermat sangat diperlukan karena tindakan akan selalu dibatasi oleh keadaan realitas dan semua kendala yang belum dapat dilihat dengan jelas pada waktu yang lalu.
d.      Refleksi (Reflecting)
Rafleksi dilakukan untuk melihat keseluruhan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan seperti yng telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang strategis.
3.3 Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dilapangan adalah mutlak karena berperan dalam keseluruhan proses penelitian. Peneliti disini juga bertindak sebagai pengajar dslsm pembelajaran, pelaksana, pengumpul data, penganalisis dan pelapor hasil penelitian. Untuk pengumpulan datayang diperlukan, peneliti dibantu oleh guru fisika dan teman sejawat. Dengan cara seperti ini diharapkan semua data yang dianggap penting tidak terlewatkan.
3.4 Setting Penelitian
Penelitian ini bertempat dikelas VIII SMP Negeri 1 Kalabahi. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester I Tahun Pelajaran 2015/2016, tepatnya diberikan pada bulan Nopember 2015.


3.5 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian terdiri dari berbagai sumber, yakni siswa, guru, dan teman sejawat.
a.       Siswa
Merupakan sumber data tentang minat dan prestasi belajar Fisika
b.      Guru
Merupakan sumber data tentang tingkahlaku pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran PAKEM berbasis eksperimen untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar Fisika.
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang dokumentasi pembelajaran yang dibutuhkan dalam penelitian ini, diantaranya foto pembelajaran daftar nama peseta didik dan daftar nilai peserta didik.
3.6.2 Tes
Metode tes adalah seperangkat pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan untuk bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil prestasi belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran PAKEM berbasis Eksperimen. Dalam metode tes ini, digunakan tes tertulis berupa pilihan ganda, yaitu bentuk pilihan ganda dengan lima alternative jawaban.



2.3.1   Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengamati kegiatan dikelas selama pembelajaran baik untuk mengamati kesesuaian antara pelaksana tindakan dan perencanaan yang telah disusun berupa RPP dan skenario pembelajaran maupun aktivitas peneliti dan siswa selama proses kegiatan pembelajaran. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah menggunakan lembar observasi sebagai instrumen.

2.4                         Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1        Instrumen Perlakuan
a)        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP Digunakan sebagai rancangan proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan yang memuat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan evaluasi.
b)         Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan untuk membantu siswa dalam mengarahkan percobaan, observasi atau hasil pembelajaran akhir dalam melakukan kerja kelompok.
c)      Skenario Pembelajaran
Skenario pembelajaran berguna sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran.



3.1.1  Instrumen Pengambilan Data
a)      Pedoman Penilaian Ketelaksanaan Pembelajaran
Pedoman penilaian dalam lembar keterlaksana pembelajaran untuk mengukur seberapa besar pelaksanaan scenario pembelajaran dengan penerapan model PAKEM  berbasis eksperimen dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa yang sudah di rancang sebelum melakukan penelitian dalam pembelajaran fisika.
Menurut Arikunto, adapun skor penilaian keterlaksanaan pembelajaran yang menggunakan skala 1-3 yang diajukan dalam tabel
Tabel 3.1 Kriteria skala penilaian pelaksanaan pembelajaran
Kategori
Bobot Skor
Sangat tepat
3
Tepat
2
Kurang tepat
1
Modivikasi (Odi, 2011)
Setelah diperoleh skor penilaian pelaksanaan pembelajaran maka untuk menentukan kualitas pelaksanaan pembelajaran menggunakan rumus :
N = x 100%
Keterangan :
N                      : Jumlah skor keterlaksanaan proses pembelajaran.
Skor Perolehan :  Jumlah skor yang diperoleh dalam indicator keterlaksanaan proses pembelajaran yang sudah ditetapkan berdasarkan hasil observasi.
Skor maksimal:    Jumlah skor keseluruhan dari indicator keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran yang ditetapkan.

Tabel 3.2 Kriteria skor penilaian pelaksanaan pembelajaran
Persentase (%)
Kriteria
90 % - 100%
Baik sekali
70% - 80%
Baik
60% - 70%
Sedang
40% - 60%
Kurang
0% - 40%
Tidak baik
Modivikasi dari Purwanto, (2007)
b)    Lembar Keaktifan Siswa
Lembar keaktifan siswa digunakan untuk menilai keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk lembar observasi keaktifan siswa seperti pada tabel berikut ini.
            Tabel 3.3 keaktifan belajar siswa
No
Sub Variabel Keaktifan
Bentuk keaktifan belajar siswa
Skor Nilai perkelompok
Jumlah skor perkelompok
1
Keaktifan lisan
Aktif dalam diskusi








2

Bertanya








3

Mengemukakan pendapat








4

Mempresentasikan hasil kerja kelompok








5

Ikut serta menyimpulkan materi pembelajaran








6
Keaktifan Visual
Memperhatikan penjelasan








7
Keaktifan menulis
Mengerjakan soal yang diberikan guru








8

Membuat laporan hasil percobaan








9
Keaktifan motorik
Menyiapkan percobaan sesuai prosedur








10

Melakukan percobaan sesuai prosedur di LKS









Jumlah










Rata-rata skor










Menurut Arikunto skor penilaian keaktifan belajar siswa dalam kelompok menggunakan skala 1-4 yang diajukan dalam tabel
Tabel 3.4 Kritaria skala penilaian keaktifan belajar
Kategori
Bobot skor
Sangat tepat
4
Tepat
3
Cukup tepat
2
Tidak tepat
1
Odi,2011
Setelah diperoleh skor penilaian keaktifan belajar maka untuk menentukan keaktifan belajar siswa dalam kelompok menggunakan rumus.
N = x 100%
Keterangan :
N                       : Jumlah skor keterlaksanaan proses pembelajaran.
Skor Perolehan: Jumlah skor yang diperoleh dalam indicator keterlaksanaan proses pembelajaran yang sudah ditetapkan berdasarkan hasil observasi.
Skor maksimal:    Jumlah skor keseluruhan dari indikator keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran yang ditetapkan.
Tabel 3.5 Presentasi keaktifan siswa dikategorikan sebagai berikut
Persentase (%)
Kriteria
90 % - 100%
Baik sekali
70% - 80%
Baik
60% - 70%
Sedang
40% - 60%
Kurang
0% - 40%
Tidak baik
Modivikasi dari Purwanto, (2007)
c)    Tes prestasi
Tes merupakan instrumen untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didk, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pelajaran.Tes prestasi belajar dibuat berdasarkan kisi-kisi soal yang berisi kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi, butir soal, aspek yang dinilai dan disertakan kunci jawaban. Untuk  penyempurnaan tes yang sudah disusun terlebih dahulu dilakukan uji coba lalu dianalisis, yang meliputi:
1.    Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir-butir soal terlalu sulit, sedang atau terlalu mudah. Penentuan taraf kesukaran dihitung sebagai berikut (Purwanto, 2008:99)
p =


Keterangan :
∑B :           Jumlah peserta tes yang menjawab benar
P    :          Tingkat kesukaran butir
N   :          Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Kriteria : Butir tes dianggap baik ika soal tersebut tidak terlalu sul dan tidak terlalu mudah, sehingga P dianggap memenuhi syarat jika P berkisar 0,25-0,75 atau 0,25 ≤P ≤ 0,75.
2.    Daya beda
Daya pembeda butir soal adlah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berprestasi tinggi dan rendah. Penentuan daya beda butir dimaksudkan untuk menyisihkan butir-butir yang memiliki daya pembeda rendah. Untuk mengetahui daya pembeda adalah (Wartono, 2007:136).
D =  -
Keterangan :
D               : Daya pembeda butir
NBA          : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar terhadap            nomor butir tertentu
NBB            : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar terhadap nomor butir tertentu
NA                  : Jumlah peserta tes kelompok atas
NB                  : Jumlah peserta tes kelompok bawah
N               : Jumlah seluruh peserta tes
Kriteria : Soal mempunyai daya beda yang berarti D ≥ 0,20. Jumlah kelompok atas sama dengan jumlah kelompok bawah, yaitu NA = NB = 27% dari seluruh peserta tes yang memiliki prestasi tinggi, sedangkan kelompok bawah ditetapkan mengambil 27% dari seluruh peserta tes yang memiliki prestasi rendah.
3.    Validitas butir soal
Validitas sering diartikan sebagai kesahihan. Suatu soal disebut memiliki validitas bilamana isi soal tersebut layak untuk mengukur objek yang akan diukur sehingga memperoleh gambaran yang jelas apakah soal tersebut dapat digunakan  atau tidak. Dengan demikian teknik yang sesuai untuk menghitung validitas butir adalah korelasi point biserial (Purwanto, 2008:132)
 =

  =   ; =  ; p =  ; q = 1 – p

4.    Reabilitas soal
Reabilitas diartikan sebagai keajegan, bilamana tes tersebut berkali-kali hasilnya relative sama. Rumus yang digunakan (Purwanto, 2008:153).
rtt =
keterangan :
rtt   : Koefisien reliabilitas
K   : Jumlah item
p    : Tingkat kesukaran butir
q    : 1 - p
sd  : Standar deviasi
jika jika thit> ttab maka instrument dikatakan reliabel

Kriteria reliabilitas tes
0,80 ≤ rtt ≤ 1,00
Sangat baik
0,60 ≤ rtt ≤ 0,80
Baik
0,40 ≤ rtt ≤ 0,60
Cukup
0,20 ≤ rtt ≤ 0,40
Rendah
0,00 ≤ rtt ≤ 0,20
Sangat rendah

Untuk mengetahui data prstasi belajar digunakan rerata nilai tes (X) dengan rumus (Khusna, 2013).
 =
Keterangan :
                : rerata nilai tes
∑X                        : jumlah total perolehan nilai tes
N               : banyak siswa yang mengikuti tes
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai siswa dalam penelitian ini adalah 75
3.1.2                  Catatan lapangan
     Catatan lapangan digunakan untukmengamati hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung dan interaksi antara guru dan siswa yang terkait dengan pembelajaran yang tidak tercatat dalam lembar observasi. Dengan demikian, data yang dianggap penting tidak terlewatkan.
3.2                        Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan selama maupun setelah proses pengumpulan data. Adapun cara yang digunakan yaitu:

a)    Mereduksi data
Mereduksi data adalah menyeleksi atau menyederhanakan data. Biasanya data yang direduksi adalah catatan lapangan dan instrument pembelajaran.
b)    Penyajian data
Penyajian data dilakukan untuk memaparkan informasi dari hasil reduksi.
c)     Penarikan kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah kegiatan memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi, ksimpulan tersebut diverifikasi dengan tujuan untuk menguji kebenaran yang telah disimpulkan.
3.3                         Tahap-tahap penelitian
3.3.1 Tahap Pra tindakan
a)      Melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Kalabahi. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memperoleh ijin melakukan penelitian.
b)      Melakukan pertemuan dengan guru fisika kelas VIII SMP Negeri I Kalabahi. Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan materi yang akan diajarkan.
c)      Melakukan wawancara dengn guru Fisika Kelas VIII untuk memperoleh data awal tentng proses belajar mengajar.
3.3.1   Tahap Pelaksanaan tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan obsevasi dan refleksi.
3.4                         Siklus Pelaksanaan Tindakan
3.4.1 Siklus I
Dalam siklus I materi yang akan dibahas adalah cermin. Adapun langkah-langkah pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut.

a.       Tahap perencanaan tindakan (planning) I
1.      Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), scenario pembelajaran sesuai model pembelajaran Pakem, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan ajar tentang materi pembelajaran.
2.      Mensosialisasikan pelaksanaan kepada seluruh siswa yang akan dijadikan objek penelitian
3.      Membagi kelas menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
4.      Menyiapkan alat dan bahan untuk media pembelajaran
5.      Menyusun lembar pedoman penilaian pelaksanaan pembelajaran.
6.      Menyusun kisi-kisi tes prestasi belajar.
b.      Tahap pelaksanaan tindakan (acting)
Dalam proses pembelajaran diterapkan model pembelajaran Pakem berbasis eksperimen yang mempunyai langkah pembelajaran sebagai berikut.
a.       Kegiatan awal
1.      Memberikan salam dan presensi
2.      Memberikan motivasi dan apersepsi
3.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
4.      Menyampaikan acuan pembelajaran
5.      Melakukan pembagian kelompok, yaitu siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok masing-masing kelompok beranggota 4-5 orang
6.      Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran model Pakem berbasis eksperimen.


b.      Kegiatan inti
1.      Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan dan menjelaskan langkah-langkah eksperimen
2.      Menjelaskan materi yang akan dibahas pada eksperimen
3.      Guru menjelaskan LKS yang berisi pemecahan masalah
4.      Setiap siswa dalam kelompok mencoba memecahkan persoalan bersama kelompok.
5.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
6.      Siswa melakukan eksperimen untuk memecahkan persoalan yang diberikan guru
7.      Guru membimbing siswa dalam diskusi untuk kerja kelompok untuk memecahkan masalah
8.      Guru membimbing siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran
9.      Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen pemecahan permasalahan.
c.       Kegiatan akhir
1.      Memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya bagus
2.      Memberikan umpan balik dan penguatan
3.      Guru memberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah didiskusikan.
4.      Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
5.      Memberikan tugas mandiri dan menutup pelajaran.
Diakhir pelaksanaan siklus satu, guru memberikan tes secara tertulis untuk mengevaluasi prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
c.       Observasi (pengamatan) I
Kegiatan observasi adalah mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung setelah diterapkan model pembelajaran tersebut. Selama kegiatan ini peneliti dibantu oleh pengamat. Hasil pengamatan dituangkan dalam format observasi yang telah disiapkan. Selain itu disiapkan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil observasi.
d.      Refleksi (reflecting) I
Refleksi diakukan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahaman siswa. Merefleksikan adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan catatan lapangan.Tahap ini meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Jika siklus I masih belum ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar maka dilanjutkan siklus II dengan langkah perbaikan dari siklus I.
3.9.2 Siklus II
Dalam siklus II materi yang diajarkan adalah usaha. Adapun langkah-langkahnya.
1.      Tahap perencanaan tindakan (planning) II
a.       Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), scenario pembelajaran sesuai model pembelajaran pakem, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan ajar tentang materi pembelajaran.
b.      Mensosialisasikan pelaksanaan keadan seluruh siswa yang akan dijadikan objek penelitian
c.       Membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
d.      Menyiapkan alat dan bahan untuk media pembelajaran
e.       Menyusun lembar pedoman penilaian pelaksanaan pembelajaran.
f.       Menyiapkan tes akhir tidakan II.
2.      Tahap pelaksanaan tindakan (acting) II
Pada tahap pelaksanaan tidakan II yang telah disusun sebagaimana pada rencana tindakan II adalah sebagai berikut.
a.       Kegiatan awal
1.      Memberikan salam dan presensi
2.      Memberikan motivasi dan apersepsi
3.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
4.      Menyampaikan acuan pembelajaran
5.      Melakukan pembagian kelompok, yaitu siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok masing-masing kelompok beranggota 4-5 orang
6.      Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran model pakem berbasis eksperimen.
b.      Kegiatan inti
1.      Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan dan menjelaskan langkah-langkah eksperimen
2.      Menjelaskan materi yang akan dibahas pada eksperimen
3.      Guru menjelaskan LKS yang berisi pemecahan masalah
4.      Setiap siswa dalam kelompok mencoba memecahkan persoalan bersama kelompok.
5.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
6.      Siswa melakukan eksperimen untuk memecahkan persoalan yang diberikan guru
7.      Guru membimbing siswa dalam diskusi untuk kerja kelompok untuk memecahkan masalah
8.      Guru membimbing siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran
9.      Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil eksperimen pemecahan permasalahan.
c.       Kegiatan akhir
1.      Memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya bagus
2.      Memberikan umpan balik dan penguatan
3.      Guru memberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah didiskusikan.
4.      Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
5.      Memberikan tugas mandiri dan menutup pelajaran.
Diakhir pelaksanaan siklus satu, guru memberikan tes secara tertulis untuk mengevaluasi prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3.    Observasi (pengamatan) II
Kegiatan observasi adalah mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung setelah diterapkan model pembelajaran tersebut. Selama kegiatan ini peneliti dibantu oleh pengamat. Hasil pengamatan dituangkan dalam format observasi yang telah disiapkan. Selain itu disiapkan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil observasi.

4.    Refleksi (reflecting) I
Refleksi diakukan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahaman siswa. Merefleksikan adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan catatan lapangan.Tahap ini meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data. Peneliti dan pengamat mengkaji hasil tindakan II sebagai bahan pertimbangan apakah siklus sudah mencapai kriteria pada saat tindakana yang telah ditentukan dan suksesnya proses pembelajaran yang dilakukan. Pengulangan siklus berdasarkan ketetapan jika kriteria tindakan I belum tecapai. Apabila kriteria tindakan II telah tercapai maka peneliti melanjutkan pada penulisan laporan.



















DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek ( Edisi Revisi ) Jakarta: Rineka Cipta.
________ 2009. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Budimansyah, Dasim. dkk. 2009. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Bandung: PT Genesindo.
Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Soediono, dkk.2003 Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Suprijono, Agus. 2009 Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Surabaya.
Syaiful Bahri Djamarah, prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional, Surabaya, Cet. I, 1994.
Wahidin, D. (2008). Pembelajaran PAKEM II : http:// makalahkumakalahmu.net. [21 September 2015].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar