Kamis, 25 Februari 2016

PAILONGGO


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) K 13
“WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA”
FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 1







Disusun Oleh :
LEWI SALEMA (140401070004)
Leni Antasari









A1E0110)



Dosen Pembimbing:
Chandra Sundaygara,S.Pd, M.Pd




UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / Semester 1
Sub Materi Pokok : Masa Jenis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 X TATAP MUKA)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
Indikator :
Mengagumi Makluk hidup yang bergerak sebagai ciptaan Tuhan
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
2.2 peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
Indikator :
1) memiliki rasa ingin tahu
2) menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok
2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
Indikator :
1) Memiliki sikap saling menghargai
2) Memiliki rasa percaya diri dan bertanggungjawab dengan hasil percobaannya
3.4 Menganalisis hubungan massa dengan masa jenis benda
Indikator :
1) Menganalisis hubungan antara massa benda dengan massa jenis benda.
2) Menghitung masa jenis zat dalam suatu sistem.

4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara massa benda dan massa jenis benda.
Indikator :
Melakukan percobaan untuk mengetahui massa jenis suatu benda.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menghitung massa jenis benda
2. Siswa dapat membedakan massa benda dan massa jenis benda.
3. Siswa dapat membuat laporan sederhana hasil pengamatan tentang hubungan massa dan massa jenis benda.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Memahami Wujud Zat dan Perubahannya
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific Aproach
2. Metode : Discovery Learning
3. Model : nquiri terbimbing


F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
1) Power Point tentang hukum massa jenis benda/zat cair

2. Alat dan Bahan (untuk setiap kelompok)
No Jenis Jumlah
1 Gelas Ukur 1
2 Beker Glass 1
3 Batu 1
4 Neraca Pegas 1
5 Benang 30 cm

3.Sumber Belajar : Buku Fisika SMA kelas X semester 1

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN I


Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran
Deskripsi kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan Memotivasi siswa  Guru memperlihatkan video power point sebuah benda yang di celupkan kedalam zat cair dan memberikan pertanyaan diagnosis kepada siswa sebagai berikut.
1. Apa yang terjadi jika batu telur di celupkan pada air ber masa jenis tinggi ataupun sebaliknya?
2. Apakah yang menyebabkan benda seperti itu?
 Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran

10 menit
Kegiatan inti




Mengamati:







Menanya:








Mengumpulkan Data:





Mengasosiasi:












Mengomunikasikan:


1.Peserta didik membentuk kelompok, dengan jumlah anggota 3 – 5 anak.
2. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan mengenai wujud zat dan perubahannya.
3. Peserta didik melakukan pengamatan terhadap demonstrasi beberapa benda yang memiliki massa berbeda yang di masukan pada zat cair yang memiliki massa jenis berbeda pula.
4. Peserta didik diminta bertanya berkaitan dengan eksperimen yang dilakukan. “Mengapa posisi benda pada zat cair bermasa jenis tinggi berbeda dengan benda bermasa jenis rendah?”
5. Peserta didik mengumpulkan data terkait dengan eksperimen, misalnya data mengenai massa setiap benda yang digunakan

6. Peserta didik melakukan diskusi membandingkan prediksi dengan hasil pengukuran dan data yang diperoleh. Diskusi diarahkan pada pemahaman bahwa setiap zat/benda memiliki massa jenis yang berbeda

7. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk menyimpulkan bahwa massa zat berhubungan dengan volume zat.
4. Peserta didik menyusun laporan dan mempresentasikan hasil diskusinya
5. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan pengertian massa jenis benda dan perumusannya
6. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan ubungan massa jenis dalam kehidupan
7. Peserta didik mengerjakan latihan soal untuk menerapkan perumusan massa jenis zat cair/benda.
8. Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. 70 menit
Penutup  Guru mengajak siswa untuk mereview hasil kegiatan pembelajaran

 Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
 Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik


10 menit

H. PENILAIAN

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk Instrumen
• Pengamatan Sikap • Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
• Tes Unjuk Kerja • Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik
• Tes Tertulis • Tes Uraian dan Pilihan


1. Instrumen Penilaian Domain Sikap (Afektif)
Lembar pengamatan sikap (penskoran)
No Aspek yang dinilai 1 2 3 Ket.
1 Mengagumi semua fenomena wujud zat dan perubahanya sebagai ciptaan Tuhan
2 Rasa ingin tahu
3 Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan percobaan
4 Ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok
5 Keterampilan berkomunikasi pada saat belajar
Rubrik penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Mengagumi semua fenomena massa jenis zat sebagai anugrah Tuhan
3: Menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap fenomena massa jenis zat dan/atau ungkapan verbal yang menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan
2: Belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi kekaguman atau ungkapan syukur, namun menaruh minat terhadap hukum Newton
1: belum menunjukkan ekspresi kekaguman, atau menaruh minat terhadap wujud zat dan perubahannya.
2 Menunjukan rasa ingin tahu 3: Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam kegiatan kelompok
2: Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh
1: Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah didorong untuk terlibat

3
Ketelitian dan hati-hati 3: Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, hati-hati dalam melakukan percobaan
2: Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam melakukan percobaan
1: Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam melakukan percobaan
4 Ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun kelompok 3: Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu
2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas namun belum menunjukkan upaya terbaiknya
1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan tugasnya tidak selesai
5 Berkomunikasi 3: aktif dalam tanya jawab, dalam mengemukakan gagasan atau ide, menghargai pendapat siswa lain
2: aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan atau ide, menghargai pendapat orang lain
1: aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan atau ide, kurang menghargai pendapat siswa lain


2. Instrumen Penilaian Psikomotorik
• Penilaian Kinerja
Rubrik : Rubrik ini digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja siswa pada waktu mengerjakan tugas tugas dan kerja ilmiah
Skor Kemampuan/keterampilan yang dinilai Skor Kemampuan mengorganisasi tugas, kerja, atau kegiatan Ketepatan melaksanakan tugas


5 Siswa mempunyai pemahaman yang jelas tentang maksud tugas yang diberikan. Ia mampu mengorganisasikan tugas dengan cara yang logis sesuai dengan suruhan yang diberikan. siswa mengamati, mengukur, mencatat dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dengan benar dan aman.



4 Siswa membutuhkan sedikit bantuan untuk memahami tujuan kegiatan, tugas atau percobaan.
Ia mampu mengikuti instruksi, tapi membutuhkan beberapa bantuan dalam mengembangkan prosedur kerja/ kegiatan yang logis Pengamatan, pengukuran, dan hasil kegiatan lainnya pada umumnya memuaskan, tapi masih ada kesalahan dalam ketepatan mencatat atau membahas.



3 Siswa membutuhkan bantuan secukupnya untuk memahami tujuan kegiatan, tugas atau percobaan, serta dalam mengorganisasikan kerjanya. Ia mampu mengikuti tugas/instruksi jika diberikan sejumlah bantuan yang berarti
Siswa banyak melakukan kesalahan, baik pencatatan, dan ketepatan dalam pencatatan atau pun hasil kerja lainnya



2 Siswa banyak bergantung pada bantuan dan dukungan agar mampu memahami tujuan tugas/ kegiatan yang diberikan, dan melakukannya. Bantuan tetap dibutuhkan walaupun dalam instruksi yang sederhana. Ketidaktepatan dalam pengamatan, pengukuran atau unsur-unsur hasil kerja lainnya. Banyak pengamatan /unsur-unsur bahasan luput diamati atau tidak dicatat/dibahas/ dikerjakan



1 Tidak memahami tujuan kegiatan, tugas atau percobaan yang diberikan serta tidak mampu melaksanakan walaupun dengan bantuan. Siswa tidak mampu mengikuti suruhan/instruksi dari tugas yang diberikan. Pengamatan, pengukuran atau unsur-unsur hasil kerja lainnya tidak benar atau relevan dengan tugasnya
Lembar Penilaian Kinerja
No Nama Siswa Tugas Kerja Ilmiah Diskusi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
• Lembar Penilaian Diskusi Dan Presentasi
Rubrik : digunakan untuk menilai kegiatan diskusi
Nilai 5 : Bila siswa berperan aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab, mampu mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan ide-ide baru.
Nilai 4 : Siswa aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab mampu mengajukan pertanyaan tingkat tinggi tapi tidak ada ide baru.
Nilai 3 : Siswa aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab, mampu mengajukan pertanyaan tingkat rendah
Nilai 2 : Siswa kurang aktif dalam diskusi hanya sesekali bertanya
Nilai 1 : siswa pasif dan tida mengajukan pertanyaan maupun memberikan jawaban

No Nama Siswa Tugas Kerja Ilmiah Diskusi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3

3. Penilaian Kognitif
Soal pilihan ganda dan uraian
1. Berapa massa jenis balok yang memiliki massa 2.000 kg dan volume 2 m3 ?
a. 500 kg/m3
b. 1000kg/m3
c. 1500kg/m3
d. 2000kg/m3
e. 2500kg/m3
Penyelesaian
Diketahui : m = 2000 kg, V = 2 m3
Ditanyakan : ρ = …?
Jawab : ρ = m/v = 2000 kg/2 m3
= 1000 kg/m3

2. Perhatikan percobaan yang dilakukan oleh peserta didik dan diperoleh data seperti yang nampak pada gambar berikut. Massa jenis zat itu adalah …









Penyelesaian
Diket: m = 24 g
v = 5 cm x 6 cn x 2 cm = 60 cm³
Jawab: ρ = m/v
= 24gr/60cm³
= 0,4 gr/cm³







3. Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui massa jenis batu tersebut adalah ....












Penyelasaian
Diket: m = 267 g
V= 50-20 ml = 30ml = 30cm³
Jawab: ρ = m/v
= 267gr/30 cm³
= 89 gr/cm³

4. Sebuah bola mempunyai massa 30 gram. Jika volume bola tersebut 60 cm³ tentukan massa jenis bola tersebut dalam satuan SI!
a. 1000 kg/m³ b.2000 kg/m³ c.3000 kg/m³ d.4000 kg/m³ e.5000 kg/m³
Pembahasan :
Diketahui :
m = 30 gram
v = 60 cm³
Ditanyakan : ρ dalam satuan SI = …?
Jawab :
ρ = 5 gr/cm³
ρ = 2 x 1.000 kg/m³
ρ = 2.000 kg/m³
jadi massa jenis bola tersebut adalah 2.000 kg/m³.


5. Sebuah benda bermassa 300 g memiliki volume sebesar 400 cm3. Tentukan massa jenis benda, nyatakan jawaban dalam kg/m3!
a.250 kg/m3
b.350 kg/m3
c.450 kg/m3
d.500 kg/m3
e.750 kg/m3

Pembahasan
Data dari soal:
massa benda m = 300 g
volume benda V = 400 cm3
Dengan demikian massa jenis benda :
ρ = m/V = 300 / 400 = 0,75 g/cm3
ρ = 0,75 x 1000 = 750 kg/m3



















LKS PERCOBAAN MASSA JENIS

Mata Pelajaran : FISIKA
Pokok Bahasan : Wujud Zat dan Perubahannya
Sub Pokok Bahasan : Massa Jenis
Satuan Pelajaran : SMA
Kelas / Semester : X / 1
Waktu : 1 x 45 menit

I. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar
3.4 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
III. Indikator
Dalam kegiatan belajar mengajar ini siswa diharapkan dapat:
1. Menghitung jumlah masa jenis suatu zat
2. Menyebutkan rumus masa jenis
3. Mengidentifikasi penerapan masa jenis dalam kehidupan sehari-hari

IV. Pendekatan : Scientific Approach
V. Model pembelajaran : Discovery Learning
VI. Metode : Demonstrasi dan diskusi
VII. Rumusan Masalah
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
VIII. Hipotesis
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
IX. Kegiatan Eksperimen
A. Judul : Massa Jenis
Tujuan Percobaan
Memahami pengukuran massa jenis pada benda yang memiliki bentuk tidak teratur
Mengetahui suatu benda dapat terapung atau tenggelam dalam suatu zat cair

Alat dan bahan
• Gelas ukur atau tabung ukur
• Neraca O’hauss
• Air
• Batu kali
• Pecahan genteng
• Paku
• Kayu gabus

Langkah Kerja
1. Dengan menggunakan neraca lengan, ukurlah massa 200 ml air.
2. Bandingkan massa dan volume air tersebut. Catatlah hasilnya.
3. Timbanglah batu kali dengan neraca. Catat hasilnya pada tabel.
4. Isilah gelas ukur atau tabung ukur dengan air. Catat volume air mula-mula (Vo).
5. Masukkan batu kali ke dalam gelas ukur. Catatlah volume air setelah batu kali dimasukkan (V1).
6. Bandingkan massa dan volume batu kali tersebut. Catatlah hasilnya.
7. Ulangi langkah 3 sampai dengan 6 untuk pecahan genteng, paku, dan kayu gabus.

Pertanyaan:
1. Berapakah nilai masing-masing perbandingan massa dan volume air yang kamu peroleh apabila dinyatakan dalam satuan SI?
2. Berapakah nilai masing-masing perbandingan massa dan volume benda yang kamu peroleh apabila dinyatakan dalam satuan SI?
3. Bagaimana perbandingan antara massa jenis air dan massa jenis benda-benda yang tadi kamu ukur?
4. Apa yang dapat kamu simpulkan?

Pailonggo juga bisa

Jumat, 30 Oktober 2015

contoh ranah kognitif

contoh ranah kognitif MK TELAAH KURIKULUM

Tes  Kognitif

1.1       PUNYUSUNAN INSTRUMEN TES KOGNITIF
Tes kognitif terdiri dari tes objektif dan tes esai. Baik tes objektif maupun tes esai yang berbentuk tertulis dan bermanfaat untuk mengukur semua tujuan pembelajaran. Kedua bentuk tes tersebut dapat mendorong siswa untuk mempelajari konsep dasar dan untuk mencari solusi permasalahan. Di samping itu, bentuk tes tersebut dapat menghasilkan skor yang nilainya tergantung pada objektivitas dan keterhandalan (reliability) tes tersebut (Gronlund, 1996).
Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama. Tujuan pengajaran di SD, SMP, dan SMA pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif.
Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom (1995) yang diurutkan secara hierarki piramida. Berikut klasifikasi menurut Bloom:
1.    Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom, seringkali  disebut aspek ingatan (recall). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, tanpa harus mengerti atau menggunakannya.
Contoh soal yang mengukur pengetahuan (kemampuan ingatan) adalah sebagai berikut:
1.    Orang pertama yang menemukan telepon adalah.
a.    Bell
b.    Morse
c.    Edison
d.   Marconi
Kunci : a
2.    B-S Prinsip kapilarisasi menjelaskan tentang cairan yang permukaannya lebih tingi dalam pipa saluran yang lebih halus.
Kunci : B
Pengetahuan atau kemampuan mengingat ini dapat dirinci sebagai berikut:
a.    Terminologi
Kemampuan paling besar adalah mengetahui arti tiap kata. Anak selalu bertanya kepada orang tuanya arti kata-kata yang ditemuinya dalam buku atau dalam percakapan dengan teman-temannya.
b.    Fakta-fakta Lepas (Isolated Facts)
Setelah memahami prinsip-prinsip atau konsep-konsep bahasa, anak menanjak pada pengetahuan akan fakta-fakta lepas. Fakta yang dimaksud adalah fakta yang diketahuinya tetap berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan fakta atau gejala lainnya. Misalnya, pengetahuan tentang tanggal dan tempat peristiwa-peristiwa bersejarah, dan nama-nama tokoh.
c.    Cara-cara Mempelajari Fakta
Cara mempelajarinya antara lain dengan jalan mempertimbangkan, mengkritik atau mengorganisasikan fakta-fakta lepas tersebut.
Konvensi
Mempelajari berbagai peraturan, baik peraturan pemerintah, agama, peraturan khusus dalam mansyarakat, maupun peraturan yang dikenal sebagai etik pergaulan
Trend dan urut-urutan perkembangan
Anak dituntut mengetahui proses, arah, serta gerakan fenomena (kejadian) dalam hubungan dengan waktu.
Kriteria
Siswa dapat menyebut standar untuk mengevaluasi atau mengukur sesuatu tanpa sampai pada hasil evaluasi atau pengukuran dengan berpedoman standar tersebut.
Metodologi
Siswa diminta mengetahui macam-macam pendekatan yang dipakai untuk
mempelajari dirinya dan lingkungan hidup.
d.    Universal dan Abstraksi
Pengetahuan akan bagan-bagan dan pola-pola utama yang dipakai untuk mengorganisasikan fenomena-fenomena. Kelompok ini adalah sebagai berikut:
Prinsip-prinsip dan generalisasi
Siswa diharuskan menguasai prinsip-prinsip atau generalisasi tertentu yang berhubungan dengan bahan pengetahuan lain.
Teori
Teori merupakan perumusan-perumusan yang paling abstrak, dan dapat menunjukkan saling berhubungan dan organisasi dari hal-hal yang khusus.
2.    Pemahaman (Comprehension)
Kemampuan pemahaman umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Contoh soal untuk mengukur pemahaman (comprehension) adalah sebagai berikut:
Harga akan naik apabila…
a.    Penawaran tetap, permintaan meningkat
b.    Penawaran meningkat, permintaan tetap
c.    Penawaran dan permintaan tetap
d.   Penawaran dan permintaan meningkat
Kunci : a

3.    Penerapan (Application)
Dalam jenjang kemampuan ini, dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Misalnya mengenai penerapan suatu rumus, suatu contoh soal yang diapakai untuk penerapan rumus, jangan disajikan lagi pada saat tes atau ulangan. Jika hal ini terjadi, maka siswa dapat menjawab hanya berdasarkan ingatan, bukan melalui penerapan kaidah atau rumus tertentu.
Pengkuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Melalui pendekatan ini, siswa dihadapkan dengan suatu masalah, baik riil maupun hipotesis. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur aspek penerapan antara lain pilihan ganda dan uraian. 

4.    Analisis (Analysis)
Dalam jenjang kemampuan ini sesorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen komponen pembentukannya.
Kemampuan analisis diklasifikasikan atas 3 kelompok, adalah sebagai berikut:
a.    Analisis unsur
b.    Analisis hubungan
c.    Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
Contoh soal analisis:
1.    Percobaan manakah berikut ini, yang mendukung pernyataan bahwa sifat cahaya adalah mempunyai panjang gelombang tertentu..
a.    Cahaya dapat dipantulkan oleh suatu cermin
b.    Berkas cahaya akan tersebar bila melalui lubang kecil
c.    Berkas cahaya dapat diuraikan menjadi sejumlah warna cahaya tertentu melalui pembiasan oleh kaca prisma
d.   Cahaya akan difokuskan oleh suatu lensa
Kunci : c
Jawaban atas soal tersebut hanya dapat diperoleh melalui analisis sifat-sifat cahaya yang didukung oleh suatu percobaan.
2.    Hubungan telur dengan hewan sama dengan hubugan biji dengan…
a.    Pohon
b.    Tumbuhan
c.    Buah
d.   Bunga
Kunci : b
Pemecahan soal seperti ini membutuhkan kemampuan analisis relevansi hubungan antara telur dengan hewan untuk menyimpulkan hubungan antara biji dengan tumbuhan.

5.    Sintesis (Synthesis)
Pada jenjang ini, seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan ini dapat diperoleh:
a.    Tulisan
Contoh : kekalahan Frank Bruno dari Mike Tyson tanggal 25/26 Februari 1989.
Dari hal-hal yang sifatnya sporadic, tidak sistematis ataupun sistematis, kita coba membuat kesimpulan melalui suatu analisis.
b.    Rencana atau mekanisme
Dengan sintesis dapat pula dibuat suatu rencana atau mekanisme kerja. Semakin baik sintesis itu dibuat, maka akan semakin baik pula rencana atau mekanisme kerja itu.

6.    Penilaian (Evaluation)
Dalam kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Kriteria untuk mengevaluasi dapat bersifat intern dan ekstern. Kriteria intern adalah yang berasal dari situasi atau keadaan yang dievaluasi itu sendiri, sedangkan criteria ekstern adalah yang berasal dari luar situasi atau keadaan yang dinilai.
Contoh dalam kemampuan penilaian ini adalah sebagai berikut:
Berikut ini terdapat beberapa tujuan yang harus dicapai aleh mahasiswa D3 Matematika dan Biologi suatu universitas di Indonesia. Tentukan peringkatnya berdasarkan prioritas kepentingannya.
1.    Mahasiswa D3 Biologi dan Matematika dapat mengembangkan keterampilannya dalam hal konstruksi tes.
2.    Mahasiswa D3 Biologi dan Matematika dapat menguasai konsep-konsep statistik.
3.    Mahasiswa D3Biologi dan Matematika dapat memilih bentuk soal yang sesuai untuk mengukur pencapaian TIK.
Urutan ideal : 3,1,2.  
Adapun kata kerja yang digunakan dalam domain kognitif dideskripsikan :
No
Jenis Hasil Belajar
Indikator-indikator
Cara Pengungkapan
1.
Pengetahuan
Dapat menyebutkan/ menunjukkan lagi.
Pertanyaan/tugas/tes
2.
Pemahaman
Dapat menjelaskan/ mendefinisikan.
Pertanyaan/soal/tugas
3.
Penerapan
Dapat memberi contoh/ memecahkan masalah.
Tugas/persoalan/tes
4.
Analisis
Dapat menguraikan/ mengklasifikasikan
Tugas/menganalisis masalah
5.
Sintesis
Dapat menyimpulkan kembali, menggeneralisasikan
Tugas/persoalan
Keenam jenis perilaku ini bersifat runtut. Sebagai contoh, pengetahuan termasuk perilaku yang paling rendah, sedangkan evaluasi tergolong perilaku tertinggi. Perlu Anda ketahui bahwa perilaku yang gradasinya paling tinggi . menurut Bloom selalu diawali dari yang terendah lebih dahulu baru ke yang lebih tinggi.
Langkah-langkah Penyusunan Tes Kognitif
1.             Menentukan Standar Kompetensi
Standar kompetensi (SK) merupakan kemampuan dasar yang merujuk kepada klasifikasi kemampuan minimal peserta didik pada aspek-aspek kemampuan dalam pengetahuan, afektif dan keterampilan dari suatu program pendidikan tertentu, sebagaimana terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Bentuk rumusan SK dengan ketentuan sebagai berikut:
-          Komprehensif dengan cakupan yang luas
-          Menggunakan kata kerja dan objek/materi
-          Mencakup aspek-aspek kognitif, afektif atau psikomotor,
-          Menunjang tercapainya kompetensi yang harus dimiliki siswa.
2.             Menentukan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar (KD) adalah kualifikasi atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan ketentuan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan setelah mengikuti kesatuan materi ajar. Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi, berisikan deskripsi dari isi tujuan yang terkandung di dalamnya dan sebagai acuan pencapaian tujuan kegiatan pembelajaran dari program tertentu.
3.             Menentukan Indikator-indikator sesuai SK dan KD
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar (tujuan pembelajaran secara operasional dan spesifik) berkaitan dengan topik pembahasan (materi) dari suatu program pembelajaran tertentu. Indikator pencapaian KD adalah ciri-ciri khusus atau hal-hal yang spesifik dari kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang terjadi di sekolah.
4.             Membuat Tabel Spesifikasi Tes (Kisi-kisi) Pada Domaian Kognitif
Sebelum pembuat tes menuliskan butir soal, terlebih dahulu disusun tabel spesifikasi atau kisi-kisi. Kisi-kisi adalah rancangan yang berisikan tujuan-tujuan khusus atau indikaor-indikator dan perilaku-perilaku khusus yang dijadikan dasar penyususnan butir tes dalam suatu perangkat alat ukur. Tujan penyusunan kisi-kisi ini adalah sebagai petunjuk atau panduan yang efektif dalam merumuskanbutir tes stepat mungkin dengan ruang lingkup setiap aspek dan masing-masing bagian.
5.             Membuat Butir Tes  sesuai Dimensi dan Indikator
6.             Melakukan Uji Coba Butir Tes
7.             Menguji Persyaratan Tes dan Analisis Butir
Untuk keperluan tindak lanjut pembelajaran, hasil pengukuran harus dianalisis (sistem pengujian berkelanjutan). Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar  (artinya juga: indikator) mana saja yang sudah dikuasai siswa dan mana yang belum. Berdasarkan hasil telaah itu dapat ditentukan tindak lanjut yang perlu diambil: perlu program remidial, penguatan/pengayaan, atau yang lain (akselerasi). Sebuah indikator dan KD dinyatakan dikuasai oleh siswa jika tingkat penguasaannya minimal 75%.
8.             Menentukan Skor untuk Tiap Butir
9.             Mengolah Skor Tes dengan Menggunakan Interpretasi Norma atau Patokan dalam menentukan Nilai Peserta Didik.
Pengembangan Instrumen Kognitif Mencakup Tes Objektif, Tes Nonobjektif, Tes Unjuk Kerja, dan Portofolio.
Ø   Tes objektif
Ø Pilihan ganda
Pedoman utama dalam pembuatan soal bentuk pilihan ganda adalah:
-       pokok soal harus jelas
-       pilihan jawaban homogen dalam arti isi
-       panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama
-       tidak ada petunjuk jawaban benar
-       menghindari penggunaan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah
-       pilihan jawaban angka diurutkan
-       semua pilihan jawaban logis
-       tidak menggunakan bentuk negatif ganda
-       kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes
-       menggunakan bahasa Indonesia yang baku
-       letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak
Ø Uraian objektif
Bentuk soal uraian objektif sangat tepat digunakan untuk bidang Matematika dan IPA, karena kunci jawabannya hanya satu. Pengerjaan soal ini melalui suatu prosedur atau langkah-langkah tertentu. Setiap langkah ada skornya. Objektif di sini dalam arti apabila pekerjaan tes diperikasa oleh beberapa guru dalam bidang studi tersebut hasil penyekorannya akan sama. Pertanyaan pada bentuk soal ini di antaranya adalah: hitunglah, tafsirkan, buat simpulan dan sebagainya.
Ø Menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan terdiri atas suatu premis, suatu daftar kemungkinan jawaban dan suatu petunjuk untuk menjodohkan. Masing-masing premis itu dengan satu kemungkinan jawaban. Biasanya nama, tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan, bagian dari diagram, dan yang sejenis digunakan sebagai premis. Hal-hal yang sama dapat pula digunakan sebagai alternatif jawaban. Kaidah pokok penulisan soal jenis ini adalah sebagai berikut:
-       soal harus sesuai dengan indicator
-       jumlah alternatif jawaban lebih banyak daripada premis
-       alternatif jawaban harus “nyambung” atau berhubungan secara logis dengan  premisnya
-       rumusan kalimat soal harus komunikatif
-       menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Ø Jawab singkat
Bentuk jawab singkat ditandai dengan adanya tempat kosong yang disediakan bagi peserta tes untuk menuliskan jawabannya sesuai dengan petunjuk. Ada 3 jenis soal bentuk ini yaitu: jenis pertanyaan, melengkapi, dan jenis identifikasi atau asosiasi. Kaidah utama penyusunan soal bentuk jawab singkat ini sebagai berikut:
-       soal harus sesuai dengan indicator
-       jawaban yang benar hanya satu
-       rumusan kalimat harus komunikatif
-       menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Ø   Tes non objektif: uraian non objektif
Tes ini dikatakan nonobjektif karena penilaian dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Peserta tes dituntut untuk menyampaikan, memilih, menyusun, dan memadukan gagasan yang telah dimiliki dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Keunggulan tes ini mudah dibuat, dan  dapat mengukur tingkat berpikir dari tingkat rendah sampai tinggi, dari pengetahuan hafalan sampai evaluasi. Meskipun perlu dihindari pertanyaan yang mengungkap hafalan yang menggunakan pertanyaan: apa, siapa, di mana.
Kelemahan bentuk tes uraian nonobjektif adalah:
·      Penyekoran dipengaruhi oleh subjektivitas penilai
·      Pemeriksaan lembar jawaban memerlukan waktu yang lama
·      Cakupan materi yang diujikan sangat terbatas
·      Ada efek bluffing (gertakan!?)
Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diusahakan:
-       Jawaban tiap soal tidak panjang, sehingga dapat mencakup materi yang lebih  banyak.
-       Waktu pemeriksaan tidak melihat nama peserta didik
-       Memeriksa tiap butir secara keseluruhan tanpa istirahat.
-       Menyiapkan pedoman penyekoran.
Adapun langkah-langkah menyusun tes nonobjektif adalah:
a)             Menulis soal berdasarkan kisi-kisi pada indicator
b)             Mengedit pertanyaan:
§  Apakah pertanyaan  mudah dimengerti?
§  Data yang digunakan benar?
§  Tata letak secara keseluruhan baik?
§  Pemberian bobot skor sudah baik/tepat?
§  Kunci jawaban sudah benar?
§  Waktu untuk mengerjakan tes cukup?
Kaidah penulisan tes nonobjektif adalah sebagai berikut:
a)             Menggunakan kata-kata: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah, buktikan.
b)             Menghindari kata: apa, siapa, bila.
c)             Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
d)            Menghindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda
e)             Membuat petunjuk pengerjaan soal yang jelas
f)              Membuat kunci jawaban
g)             Membuat pedoman penyekoran.
Penyekoran bentuk tes ini dapat dilakukan secara analitik dan global. Analitik  berarti penyekoran dilakukan secara bertahap sesuai kunci jawaban. Global  artinya dibaca secara keseluruhan untuk mengetahui ide pokok dari jawaban soal,  baru diberi skor.
Ø   Tes unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja sering disebut dengan penilaian autentik atau penilaian alternatif. Tes unjuk kerja bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan  masalah-masalah kehidupan nyata. Penilaian unjuk kerja berdasarkan analisis pekerjaan. Hasilnya dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran sehingga peserta didik mencapai tingkat kemampuan yang diinginkan.  Tes unjuk kerja banyak digunakan pada mata pelajaran yang ada prakteknya.
Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur status  peserta didik berdasarkan hasil kerja  dari suatu tugas. Pertanyaan pada tes unjuk kerja berdasarkan pada tuntutan masyarakat atau lembaga lain yang terkait dengan pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik. Jadi pertanyaannya  cenderung pada tingkat aplikasi suatu prinsip atau konsep pada situasi yang baru. Walaupun uraian namun batasnya harus jelas, dan ditentukan berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat.
Permasalahan yang diujikan sedapat-dapatnya sama dengan masalah yang ada dalam masyarakat atau dalam kehidupan nyata. Dan inilah yang menjadi ciri utama perbedaan antara tes unjuk kerja dengan bentuk yang tradisional.
Ø   Portofolio
Portofolio adalah kumpulan tugas-tugas peserta dididk. Portofolio merupakan salah satu bentuk penilaian autentik, yaitu menilai keadaan yang sesungguhnya dari peserta didik. Portofolio cocok digunakan untuk penilaian di kelas  tetapi tidak cocok untuk penilaian dalam skala yang luas. Hal yang penting pada penilaian portofolio adalah: mampu mengukur kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas, peserta didik mampu menilai kemajuannya sendiri, mewakili sejumlah karya  seseorang.
Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya individu untuk suatu mata pelajaran tertentu. Semua tugas yang dikerjakan peserta didik dikumpulkan pada akhir suatu program pembelajaran misalnya satu semester, kemudian diadakan diskusi antara peserta didik dan guru untuk menentukan skornya. Prinsip penilaian portofolio adalah peserta didik dapat melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Bentuk ujian cenderung uraian dan tugas-tugas  rumah. Karya yang dinilai meliputi  hasil ujian, tugas mengarang atau mengerjakan soal.
Penilaian dengan portofolio mempunyai karakteristik tertentu sehingga penggunaannya harus sesuai dengan tujuan dan substansi yang diukur. Mata pelajaran yang memiliki banyak tugas dan jumlah peserta didik sedikit, penilaian dengan cara portofolio lebih cocok.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio adalah:
1.                  Memastikan karya yang dikumpulkan benar-benar karya yang bersangkutan
2.                  Menentukan contoh pekerjaan yang harus dikumpulkan
3.                  Mengumpulkan dan menyimpan hasil karya
4.                  Menentukan kriteria untuk menilai portofolio
5.                  Meminta peserta didik untuk menilai terus-menerus hasil portofolionya
6.                  Merencanakan pertemuan dengan peserta didik yang dinilai
7.                  Mengusahakan dapat melibatkan orangtua dalam menilai portofolio